sudah kubilang bukan tentang kamu
tulisan ini hanyalah pesonifikasiku
sudah kubilang bukan perasaan aku
bait-bait ini hanyalah omong kosongku
sudah kubilang bukan tentang kita dan kami
guratan ini hanyalah hiasan imajinasinya
kenapa masih kau tatap bola mata ku
tidak kah kau percaya kata-kata ku
bagaimana kau menoleh lagi pada ku
bisa kah kau tinggalkan saja diri ku
mengapa kau meratap melutut pada ku
tiada kah jalang-jalang selain aku
tangisi saja diriku
ku kan tertawai duka mu
caci maki saja aku
ku kan tampar mulut mu
tahukah kamu
aku bukan pujangga mu
tapi patung batu mu
Minggu, 28 Februari 2010
PADAMU NEGERI
Negeri ini bukan lagi negeri impian
ratapan tertahan sebagai kenyataan
Tanah ini bukan lagi tanah dongeng
kesenduan tertanam sebagai kemunafikan
Jiwa ini bukan lagi jiwa pahlawan
kesombongan terasa sebagai kebiasaan
Raga ini bukan lagi raga pengorbanan
keterpurukan tertancap sebagai tertawaan
Kemerdekaan ini bukan lagi kebebasan
keinginan terjajah sebagai kepentingan
Kami ini bukan lagi kita
kebersamaan tertebas keakuan
Padamu Negeri
Kami bertanya
Padamu Negeri
Kami bersaksi
Padamu Negeri
Kami menanti
Bagimu Negeri
Jiwa mati kamiiii
ratapan tertahan sebagai kenyataan
Tanah ini bukan lagi tanah dongeng
kesenduan tertanam sebagai kemunafikan
Jiwa ini bukan lagi jiwa pahlawan
kesombongan terasa sebagai kebiasaan
Raga ini bukan lagi raga pengorbanan
keterpurukan tertancap sebagai tertawaan
Kemerdekaan ini bukan lagi kebebasan
keinginan terjajah sebagai kepentingan
Kami ini bukan lagi kita
kebersamaan tertebas keakuan
Padamu Negeri
Kami bertanya
Padamu Negeri
Kami bersaksi
Padamu Negeri
Kami menanti
Bagimu Negeri
Jiwa mati kamiiii
AT...ATU...ATUUUH
Dingin mencekat
gundah mengkarat
Ingin merekat
nafsu mendekat
Goda menguat
suka mencuat
Rasa melekat
nikmat merambat
Dosa menjilat
malaikat mendamprat...
gundah mengkarat
Ingin merekat
nafsu mendekat
Goda menguat
suka mencuat
Rasa melekat
nikmat merambat
Dosa menjilat
malaikat mendamprat...
Jumat, 26 Februari 2010
BEDEBAH KU MU
saat ini ku ada di sela batas malam
berdiri diantara redup sorot gemintang
tersembul dibalik hembus rokok menggumpal
di pinggir jalan ku terdampar sepi
temui kenangan indah bersama bidadari
bayangmu serasa tertinggal temaniku di sini
di trotoar ini masih tercium nafas binalmu
gelitik kupingku tembusi tembok-tembok birahiku
sekedar untuk melepas dentuman hasrat-hasrat lelakiku
begitu berat melepas sosok dirimu
pinggir jalan ini jadi pengobat rinduku
berdiri di sini untuk panggil bayangmu selalu
berdiri diantara redup sorot gemintang
tersembul dibalik hembus rokok menggumpal
di pinggir jalan ku terdampar sepi
temui kenangan indah bersama bidadari
bayangmu serasa tertinggal temaniku di sini
di trotoar ini masih tercium nafas binalmu
gelitik kupingku tembusi tembok-tembok birahiku
sekedar untuk melepas dentuman hasrat-hasrat lelakiku
begitu berat melepas sosok dirimu
pinggir jalan ini jadi pengobat rinduku
berdiri di sini untuk panggil bayangmu selalu
Senin, 22 Februari 2010
terlahir kembali
terlahir dalam suci anugerah
merengek kagetkan dunia nyata
mencari jalan kehidupan fana
berjuta langkah tertapak indah
lupakan saja beribu duka lara
ampuni saja beribu dosa sempurna
tetapkan pandang panjang terbentang
lakukan terbaik untuk susuri kesabaran
hidupkan makna kekecewaan bagi suatu impian
bahagiakan sebuah kehidupan
semenjak itu kau kan tersenyum kembali
belajarlah dari kehidupan
semenjak itu kau kan terlahirkan kembali
merengek kagetkan dunia nyata
mencari jalan kehidupan fana
berjuta langkah tertapak indah
lupakan saja beribu duka lara
ampuni saja beribu dosa sempurna
tetapkan pandang panjang terbentang
lakukan terbaik untuk susuri kesabaran
hidupkan makna kekecewaan bagi suatu impian
bahagiakan sebuah kehidupan
semenjak itu kau kan tersenyum kembali
belajarlah dari kehidupan
semenjak itu kau kan terlahirkan kembali
Selasa, 16 Februari 2010
dewi kebodohan
seorang wanita cari sebuah cinta
mengaisi hari harapkan setetes rasa
mendua bagi sebuah cinta menyakitkan
berbagai kasih dengan bayang sejati
berpeluh mesra nikmati sentuhan hati
mengumbar balas bagi serpih-serpih sepi
berbisik rayu rasuki mimpi semua lelaki
menelusupi kepalsuan indahnya duniawi
memuaskan benci berbalut kata-kata suci
seorang wanita tersenyum penuh arti
tiada mengerti kebodohan warnai diri
seiring kebanggaan puja puji bagai dewi
mengaisi hari harapkan setetes rasa
mendua bagi sebuah cinta menyakitkan
berbagai kasih dengan bayang sejati
berpeluh mesra nikmati sentuhan hati
mengumbar balas bagi serpih-serpih sepi
berbisik rayu rasuki mimpi semua lelaki
menelusupi kepalsuan indahnya duniawi
memuaskan benci berbalut kata-kata suci
seorang wanita tersenyum penuh arti
tiada mengerti kebodohan warnai diri
seiring kebanggaan puja puji bagai dewi
Senin, 15 Februari 2010
BYE
jangan tangisi diri ku
seakan ku cintai kamu
jangan marahi diri ku
seakan ku butuh nasehat mu
jangan tuduh diri ku
seakan ku curi hati mu
janga tertawai diri ku
seakan ku suka pada mu
jangan manjai diri ku
seakan ku sayangi kamu
jangan peluk cium erat diriku
karena ku hanya ingin pamit pada mu
seakan ku cintai kamu
jangan marahi diri ku
seakan ku butuh nasehat mu
jangan tuduh diri ku
seakan ku curi hati mu
janga tertawai diri ku
seakan ku suka pada mu
jangan manjai diri ku
seakan ku sayangi kamu
jangan peluk cium erat diriku
karena ku hanya ingin pamit pada mu
Minggu, 14 Februari 2010
KASIH SAYANG
kasih sayang
terberai dalam ikatan
menyatu di ujung kebersamaan
kasih sayang
terhimpit ketika dibutuhkan
melapang saat diberikan
kasih sayang
terhujat kala dikenangkan
menyanjung di batas impian
kasih sayang
tersobek di ujung pengkianatan
merajut di balik kejujuran
kasih sayang
terpatahkan di perjalanan hari
menguat tatkala menghitungi waktu
kasih sayang
kutunggu dikau di ujung hati
kala hitam putih tlah berbaur
terberai dalam ikatan
menyatu di ujung kebersamaan
kasih sayang
terhimpit ketika dibutuhkan
melapang saat diberikan
kasih sayang
terhujat kala dikenangkan
menyanjung di batas impian
kasih sayang
tersobek di ujung pengkianatan
merajut di balik kejujuran
kasih sayang
terpatahkan di perjalanan hari
menguat tatkala menghitungi waktu
kasih sayang
kutunggu dikau di ujung hati
kala hitam putih tlah berbaur
Selasa, 09 Februari 2010
gurat biru
kini, cintamu bagaikan air garam
perciki perih sayatan hati terluka
seleret tapi menyakitkan jiwa
kini, sucinya cinta serasa bernoda
kini, janji setia kotori genggaman rasa
setitik tapi tak kuasa terhapuskan
kemarin, betapa ku menyayangimu
kini, betapa kau terlalu menyakitiku
kini, tlah tertulis di guratan biru kita
dulu, begitu dalam panah asmara tertancap
kini, kukira ku pun tak kuasa mencabutnya
tapi, panah itu sengaja kau patahkan begitu saja
setetes air mata tak mampu kan obati
seucap maaf tak setulus setianya janji
maafkan jika ku pergi putusi takdir ini
semoga kau temui bahagia bersama dirinya
perciki perih sayatan hati terluka
seleret tapi menyakitkan jiwa
kini, sucinya cinta serasa bernoda
kini, janji setia kotori genggaman rasa
setitik tapi tak kuasa terhapuskan
kemarin, betapa ku menyayangimu
kini, betapa kau terlalu menyakitiku
kini, tlah tertulis di guratan biru kita
dulu, begitu dalam panah asmara tertancap
kini, kukira ku pun tak kuasa mencabutnya
tapi, panah itu sengaja kau patahkan begitu saja
setetes air mata tak mampu kan obati
seucap maaf tak setulus setianya janji
maafkan jika ku pergi putusi takdir ini
semoga kau temui bahagia bersama dirinya
Senin, 08 Februari 2010
Bedebah mu
lantang ku teriak melolong panjang
di bayang beranjaknya senja kala
menantang temaram matahari tenggelam
lepas semua amarah membara
di kelamnya cerita pencundang
mencabik selembar sajadah terbentang
latah ku tangisi isi dunia
di goresan regukan gelinjang
melenguh setetes puncak kenikmatan
lemah ku temani jiwa bimbang
di sujud inginnya pengampunan
mencium telapak kaki Sang Pemilik Malam
di bayang beranjaknya senja kala
menantang temaram matahari tenggelam
lepas semua amarah membara
di kelamnya cerita pencundang
mencabik selembar sajadah terbentang
latah ku tangisi isi dunia
di goresan regukan gelinjang
melenguh setetes puncak kenikmatan
lemah ku temani jiwa bimbang
di sujud inginnya pengampunan
mencium telapak kaki Sang Pemilik Malam
Bedebah ku
ratapi saja hidup mu
biar sedihmu jadi setiamu
gandeng terus inginmu
biar kecewamu jadi bayangmu
rayu saja cintamu
biar rasamu itu memujamu
kejar saja mimpimu
biar indahmu hantui jagamu
tunjukan tegar sedihmu
kala manusia kagumimu
tunjukan muka manismu
kala malaikat menyapamu
kerlingkan matamu
kala iblis mengajakmu
tapi...
harusnya kau tundukan kepalamu
saat Tuhan menyayangi ruh mu
biar sedihmu jadi setiamu
gandeng terus inginmu
biar kecewamu jadi bayangmu
rayu saja cintamu
biar rasamu itu memujamu
kejar saja mimpimu
biar indahmu hantui jagamu
tunjukan tegar sedihmu
kala manusia kagumimu
tunjukan muka manismu
kala malaikat menyapamu
kerlingkan matamu
kala iblis mengajakmu
tapi...
harusnya kau tundukan kepalamu
saat Tuhan menyayangi ruh mu
Minggu, 07 Februari 2010
aku dan aku
Ku bosan jadi api
hanya kau butuhkan di dinginnya sayang
Ku bosan jadi air
hanya kau inginkan saat hausnya jiwa
Ku bosan jadi udara
hanya kau cari saat harap temui hampa
Ku bosan jadi tanah
hanya kau lewati saat lemah menginjak
cobalah jadi aku
maka kau kan tahu
cobalah jadi Tuhan ku
maka kau harusnya lebih tahu
hanya kau butuhkan di dinginnya sayang
Ku bosan jadi air
hanya kau inginkan saat hausnya jiwa
Ku bosan jadi udara
hanya kau cari saat harap temui hampa
Ku bosan jadi tanah
hanya kau lewati saat lemah menginjak
cobalah jadi aku
maka kau kan tahu
cobalah jadi Tuhan ku
maka kau harusnya lebih tahu
tiada maaf bagi ku
berat rasanya maafkan diri
tapi semuanya tlah terjadi
hampa rasa sesal sendiri
tiada akan terampuni lagi
coba balikan semua rasa-rasa ini
tiada hampiri ketersiksaan bathin
tolong lupakan diri ini
akan berat untukmu
lebih berat bagiku
ampuni diri ini
tolong pahami diri ini
bukan ku membencimu
tapi ku benci diriku
telah kehilangan arti
susahkah kau pahami?
beri kesempatan akhir bagiku
ampuni titik sesal diri ku
lebih baik tinggalkanku
maaf kan diri dan bayangku
tapi semuanya tlah terjadi
hampa rasa sesal sendiri
tiada akan terampuni lagi
coba balikan semua rasa-rasa ini
tiada hampiri ketersiksaan bathin
tolong lupakan diri ini
akan berat untukmu
lebih berat bagiku
ampuni diri ini
tolong pahami diri ini
bukan ku membencimu
tapi ku benci diriku
telah kehilangan arti
susahkah kau pahami?
beri kesempatan akhir bagiku
ampuni titik sesal diri ku
lebih baik tinggalkanku
maaf kan diri dan bayangku
Rabu, 03 Februari 2010
teman ku ngamen di simpang jalan
berkumpul di ujung jalanan
jauh dari layak kehidupan
bermain di persimpangan nyawa
melepas tawa pada batas duka
hanya untuk menunggu waktu...
ketuk jendela hidup lainnya
ulurkan harap recehan mulia
hanya untuk jalani kenyataan...
harusnya bapak ku mereka
lelaki berjas punya tahta
harusnya ibu ku mereka
wanita bergincu suka belanja
harusnya teman ku mereka
bocah cengeng bebaju kemewahan
tapi...
hanya dia teman setia ku
hanya dia ibu kesayanganku
hanya dia bapak kebangganku
satu dalam peran sosoknya
selalu mendongengkan malam
selalu menyanyikan senja
nanti...
waktu matahari terik menyengat
kan ku kenalkan dia denganmu
besok...
saat malam dingin hening mendera
kan ku ajak dia bermain bersamamu
tapi...
hanya satu ku pinta dengan hormat
jangan kau takut dekat dirinya
bapak, ibu dan temanku itu bernama DERITA
jauh dari layak kehidupan
bermain di persimpangan nyawa
melepas tawa pada batas duka
hanya untuk menunggu waktu...
ketuk jendela hidup lainnya
ulurkan harap recehan mulia
hanya untuk jalani kenyataan...
harusnya bapak ku mereka
lelaki berjas punya tahta
harusnya ibu ku mereka
wanita bergincu suka belanja
harusnya teman ku mereka
bocah cengeng bebaju kemewahan
tapi...
hanya dia teman setia ku
hanya dia ibu kesayanganku
hanya dia bapak kebangganku
satu dalam peran sosoknya
selalu mendongengkan malam
selalu menyanyikan senja
nanti...
waktu matahari terik menyengat
kan ku kenalkan dia denganmu
besok...
saat malam dingin hening mendera
kan ku ajak dia bermain bersamamu
tapi...
hanya satu ku pinta dengan hormat
jangan kau takut dekat dirinya
bapak, ibu dan temanku itu bernama DERITA
satu dan satu
satu masih ku cari
ku cari dan terus kucari
satu ucap
sering kuteriakan dalam getir
sering kulepas bersama takdir
satu rasa
kurang kurasakan saat tertawa
selalu kulupakan waktu bersama
satu makna
jarang kubelai lembut helaiannya
sering kulupa beserta Penciptanya
satu dalam satu...
bahagia dalam kata
terucap berasa
teralami bermakna
satu bahagia...
dalam ucap, rasa dan makna
ku cari dan terus kucari
satu ucap
sering kuteriakan dalam getir
sering kulepas bersama takdir
satu rasa
kurang kurasakan saat tertawa
selalu kulupakan waktu bersama
satu makna
jarang kubelai lembut helaiannya
sering kulupa beserta Penciptanya
satu dalam satu...
bahagia dalam kata
terucap berasa
teralami bermakna
satu bahagia...
dalam ucap, rasa dan makna
Selasa, 02 Februari 2010
aku dan sebatang kamu
cling...
sebatang kunyalakan lagi
gemeretak api membakar
pelan terhisap kepastian
mengaliri jiwa terasa
batang demi batang
temani di setiap makna
kawani setia suka duka
saat batang tiada tersisa
ku cari di tiap sudut dunia
betapa lekat satu dalam jiwa
banyak orang membenci kita
mencibir kita tiada berharga
campakan makna bijak manusia
kita buronan berbahaya
harus tersembunyi ntuk bersama
hadirkan sisi mulianya jiwa kita
biarkan saja mereka tertawai kita
biarkan saja mereka kotbahi kita
biarkan saja mereka mencaci kita
sadarilah mereka hanya separuh dunia
cling...
sebatang kunyalakan lagi
bebaskan rasamu dari sempitnya kotak
bebaskan rasaku dari himpitan dunia
sebatang kunyalakan lagi
gemeretak api membakar
pelan terhisap kepastian
mengaliri jiwa terasa
batang demi batang
temani di setiap makna
kawani setia suka duka
saat batang tiada tersisa
ku cari di tiap sudut dunia
betapa lekat satu dalam jiwa
banyak orang membenci kita
mencibir kita tiada berharga
campakan makna bijak manusia
kita buronan berbahaya
harus tersembunyi ntuk bersama
hadirkan sisi mulianya jiwa kita
biarkan saja mereka tertawai kita
biarkan saja mereka kotbahi kita
biarkan saja mereka mencaci kita
sadarilah mereka hanya separuh dunia
cling...
sebatang kunyalakan lagi
bebaskan rasamu dari sempitnya kotak
bebaskan rasaku dari himpitan dunia
hari ini
awalnya dari kemarin,
seekor burung di dahan kamboja
bangunkan raga dari mimpi burukku
awalnya dari kemarin,
bunga kamboja menampakan kuncupnya
ingatkan kuncup harapan dunia nyataku
awalnya dari kemarin,
ku buka hariku dului mentari bersinar
ku hirup indahnya hasrat garis nadirku
hari ini,
ku rindu hari kemarin
walau burung itu tiada hadir
walau kuncup itu jadi layu
seekor burung di dahan kamboja
bangunkan raga dari mimpi burukku
awalnya dari kemarin,
bunga kamboja menampakan kuncupnya
ingatkan kuncup harapan dunia nyataku
awalnya dari kemarin,
ku buka hariku dului mentari bersinar
ku hirup indahnya hasrat garis nadirku
hari ini,
ku rindu hari kemarin
walau burung itu tiada hadir
walau kuncup itu jadi layu
Senin, 01 Februari 2010
BELLADARI
bidadari turun dari istana
pelan menapak di lekuk mega
cantik melenggok terbelai angin
elok paras tersenyum malu
berbalut rambut panjang terurai
bertebar pesona sibakan pandang
saat alam berbisik melembut
kagumi molek lekuk keagungan
serasa semua tunduk menegun
berpasang tangan ingin merengkuh
bawa sebuah hati berkayuh merindu
untuk menjaga senyum sang bidadari
sebuah hati kini tlah menyapamu
selamat datang putri khayangan
pelan menapak di lekuk mega
cantik melenggok terbelai angin
elok paras tersenyum malu
berbalut rambut panjang terurai
bertebar pesona sibakan pandang
saat alam berbisik melembut
kagumi molek lekuk keagungan
serasa semua tunduk menegun
berpasang tangan ingin merengkuh
bawa sebuah hati berkayuh merindu
untuk menjaga senyum sang bidadari
sebuah hati kini tlah menyapamu
selamat datang putri khayangan
Langganan:
Postingan (Atom)