sepucuk hati meleleh luruh
seutas nafas serasa terputus
meregang keinginan terbendung
tangan meraih tebing nadir
bertopang lemah di ujung sepi
gapai seutas waktu menanti
meronta dalam ruang nadi hidup
selamatkan tubuh berpeluh rindu
nantikan uluran tangan penaut sendu
datang lah jiwamu rinduku
ulurkan rasa teduh hatimu
sentuhlah jiwaku dalam pelukmu
Selasa, 29 Desember 2009
Minggu, 27 Desember 2009
Diam dan Dengarkan
sejuta kata ku terlalu merana
terberai tembus kamu sang telinga
keluar masuk jiwamu tanpa berasa
sejuta kata mu menjadi berbusa
terseret nafas nafsu keinginan
keluar hambar dari mulut mu kawan
serasa mendalam tatkala kita harus diam
sebuah tetes embun rasuki jiwa tenang
termohon dalam seiklasnya kekuatan padamu sabda
cobalah sobat
dengarkan mereka
segitu manja
selalu sayang
berlalu terasa
terberai tembus kamu sang telinga
keluar masuk jiwamu tanpa berasa
sejuta kata mu menjadi berbusa
terseret nafas nafsu keinginan
keluar hambar dari mulut mu kawan
serasa mendalam tatkala kita harus diam
sebuah tetes embun rasuki jiwa tenang
termohon dalam seiklasnya kekuatan padamu sabda
cobalah sobat
dengarkan mereka
segitu manja
selalu sayang
berlalu terasa
Selasa, 22 Desember 2009
ibu dari secangkir teh
Secangkir teh panas dan kental begitu nikmat untuk di nikmati, apalagi sambil menghadapi benda yang namanya notebook yang lagi online. Malam ini ku terhenyak sebentar ketika bibir cangkir teh menghampiri mulutku...
Enak...hanya itu yang kurasakan, ku tidak pernah bayangkan bagaimana teh itu ditanam, teh itu di pelihara, teh itu dipetik, teh itu diolah...pasti ada sekian juta cerita dibalik secangkir teh ini...
Terhenyak...kata-kata yang mampu menggambarkan kekagetan karena ada sesuatu yang diluar dugaan dirasakan...itu yang ku rasakan saat ini...
Terhenyak ku membayangkan diriku adalah secangkir teh...dari sekian juta cerita dibalik secangkir teh...ehmmm
Ku hanya ingin mengingat seorang ibu yang melahirkan dan merawatku hingga secangkir teh ini jadi...
Ku tidak akan ingat bagaimana ibu melahirkan ku, tapi ku masih ingat ibu selalu berjaga semalaman di sampingku waktu ku sakit dan membelai rambutku
selamat hari ibu, mom
Enak...hanya itu yang kurasakan, ku tidak pernah bayangkan bagaimana teh itu ditanam, teh itu di pelihara, teh itu dipetik, teh itu diolah...pasti ada sekian juta cerita dibalik secangkir teh ini...
Terhenyak...kata-kata yang mampu menggambarkan kekagetan karena ada sesuatu yang diluar dugaan dirasakan...itu yang ku rasakan saat ini...
Terhenyak ku membayangkan diriku adalah secangkir teh...dari sekian juta cerita dibalik secangkir teh...ehmmm
Ku hanya ingin mengingat seorang ibu yang melahirkan dan merawatku hingga secangkir teh ini jadi...
Ku tidak akan ingat bagaimana ibu melahirkan ku, tapi ku masih ingat ibu selalu berjaga semalaman di sampingku waktu ku sakit dan membelai rambutku
selamat hari ibu, mom
Senin, 21 Desember 2009
malam dan rembulan
lihat lah bulan di atas sana
selalu setia, temani sepi malam
bercerita indahnya kebersamaan
tidak kah kau perhatikan mereka
dua warna, satu gelap satu terang
saling memahami perbedaan dunia
sudah kah kau lukiskan mereka
sebuah cinta, lengkapi dunia
lambangkan sucinya bait asmara
luangkan lah waktumu seperti rembulan
ku berjanji untuk menjadi sang malam
walau cinta tertatih datang untuk kita
selalu setia, temani sepi malam
bercerita indahnya kebersamaan
tidak kah kau perhatikan mereka
dua warna, satu gelap satu terang
saling memahami perbedaan dunia
sudah kah kau lukiskan mereka
sebuah cinta, lengkapi dunia
lambangkan sucinya bait asmara
luangkan lah waktumu seperti rembulan
ku berjanji untuk menjadi sang malam
walau cinta tertatih datang untuk kita
Minggu, 20 Desember 2009
hati mu untuk ku
mata tajam bisa melihat
namun hati bias tak terlihat
hidung tajam bisa mencium
namun hati hampa tak berbau
telinga tajam bisa mendengar
namun hati hening tak terdengar
mulut tajam bisa membohong
namun hati jujur tak terdiam
jemari tajam bisa menyentuh
namun hati halus tak tersentuh
hatimu lah yang akan kucari, dan ...
dirimu selalu akan bisa kumengerti
namun hati bias tak terlihat
hidung tajam bisa mencium
namun hati hampa tak berbau
telinga tajam bisa mendengar
namun hati hening tak terdengar
mulut tajam bisa membohong
namun hati jujur tak terdiam
jemari tajam bisa menyentuh
namun hati halus tak tersentuh
hatimu lah yang akan kucari, dan ...
dirimu selalu akan bisa kumengerti
bingkai kehidupan
sebuah bingkai terpampang
terhadap pandang kehidupan
sekotak mata tembus ruang masa
retak gemeretak pecahi harapan
bingkai gambarkan kejadian
opera bahagia seorang manusia
bingkai ubah pemandangan
drama sedih seorang manusia
ambilkan sekeping kaca hati untuknya
sekedar tutup bening bingkai kenyataan
segumpal, namun berati bagi kebahagiaan
sesaat, namun kilaukan redup kesedihan
untuk rasa yang terus berubah
bagi cerita yang harus berjalan
bingkailah semua lukisan kehidupanmu
dalam kemilaunya bening kaca hatimu
terhadap pandang kehidupan
sekotak mata tembus ruang masa
retak gemeretak pecahi harapan
bingkai gambarkan kejadian
opera bahagia seorang manusia
bingkai ubah pemandangan
drama sedih seorang manusia
ambilkan sekeping kaca hati untuknya
sekedar tutup bening bingkai kenyataan
segumpal, namun berati bagi kebahagiaan
sesaat, namun kilaukan redup kesedihan
untuk rasa yang terus berubah
bagi cerita yang harus berjalan
bingkailah semua lukisan kehidupanmu
dalam kemilaunya bening kaca hatimu
Sabtu, 19 Desember 2009
ku kan menunggu
bertemu beratnya kerinduanku
tertaut untuk sesosok jiwamu
indahnya malam bersamamu
selalu ampuni gelapnya jalanan
selalu maknai heningnya suasana
selalu tuliskan berbait kenanganku
tahukah kamu jiwa di sana
terus kutunggui cerita kehidupan
sabar kuhitungi waktu berjalan
untuk sambut datangmu sayang
tertaut untuk sesosok jiwamu
indahnya malam bersamamu
selalu ampuni gelapnya jalanan
selalu maknai heningnya suasana
selalu tuliskan berbait kenanganku
tahukah kamu jiwa di sana
terus kutunggui cerita kehidupan
sabar kuhitungi waktu berjalan
untuk sambut datangmu sayang
patung kehidupan
berdiri tegar terpatung suasana
beradu tatap kerlip ambangnya kota
biaskan lamunan dibalik kesendirian
berteman sebuah bayang diri meremang
sehisap asap tlah habiskan racun sebatang
hembuskan berjuta gundah diri terkekang
inilah raga yang terpisah kisah pengelanaan
mencari butiran hidup dalam kemunafikan
mendera kasih tersobek dalam keterpaksaan
terduduk bersandar tiang lampu jalanan
lemparkan sebutir batu usir penyesalan
tahan tangisan untuk hargai kejantanan
hari ini harus kurasakan lagi sebuah keterpurukan
beradu tatap kerlip ambangnya kota
biaskan lamunan dibalik kesendirian
berteman sebuah bayang diri meremang
sehisap asap tlah habiskan racun sebatang
hembuskan berjuta gundah diri terkekang
inilah raga yang terpisah kisah pengelanaan
mencari butiran hidup dalam kemunafikan
mendera kasih tersobek dalam keterpaksaan
terduduk bersandar tiang lampu jalanan
lemparkan sebutir batu usir penyesalan
tahan tangisan untuk hargai kejantanan
hari ini harus kurasakan lagi sebuah keterpurukan
Kamis, 17 Desember 2009
pamitku pada mu
begitu kelu kata diucapkan
berasa berat pesan diberikan
saat-saat harus kupamiti dirimu
lekat sudah hadirmu selalu ada
enggan sudah jiwa dipisah raga
saat-saat kulepas eratnya pelukanmu
tumpahkan seuntai kilauan air mata
sejuk basahi ketegaran tanpa daya
saat-saat harus kucium lembut pipimu
langkah gontai enggan merayap melambat
toleh sejenak ucapkan janji menyayat
saat-saat mulai hilangnya bayang dirimu
lambai lunglai tangan tiada bertulang
pastikanku untuk pahamkanmu arti kepergian
selamat tinggal kasihku, kuyakin bukan untuk selamanya
berasa berat pesan diberikan
saat-saat harus kupamiti dirimu
lekat sudah hadirmu selalu ada
enggan sudah jiwa dipisah raga
saat-saat kulepas eratnya pelukanmu
tumpahkan seuntai kilauan air mata
sejuk basahi ketegaran tanpa daya
saat-saat harus kucium lembut pipimu
langkah gontai enggan merayap melambat
toleh sejenak ucapkan janji menyayat
saat-saat mulai hilangnya bayang dirimu
lambai lunglai tangan tiada bertulang
pastikanku untuk pahamkanmu arti kepergian
selamat tinggal kasihku, kuyakin bukan untuk selamanya
sang pemimpi
mimpi bagaikan kebesaran hidupku
ku mampu genggam takdirku dalam mimpi
ku mampu bawa kenyataanku dalam mimpi
tapi mimpiku bukan pelarian hidupku
mimpiku tak lebih besar dari dunia
mimpiku tak lebih luas dari samudera
mimpiku tak lebih tinggi dari langit
tapi mimpiku lebih dari harapku
kadang ku harus tertawai mimpiku
suatu saat ku tangisi mimpiku
kelak ku kan caci maki mimpiku
tapi mimpiku sejatinya diriku
ku mampu genggam takdirku dalam mimpi
ku mampu bawa kenyataanku dalam mimpi
tapi mimpiku bukan pelarian hidupku
mimpiku tak lebih besar dari dunia
mimpiku tak lebih luas dari samudera
mimpiku tak lebih tinggi dari langit
tapi mimpiku lebih dari harapku
kadang ku harus tertawai mimpiku
suatu saat ku tangisi mimpiku
kelak ku kan caci maki mimpiku
tapi mimpiku sejatinya diriku
Rabu, 16 Desember 2009
genggaman rasa
rasaku untuk mu
tumbuh pelan terhampar di cinta ku
datangmu bagi ku
hilangkan kemarau dunia ku
munculmu pada ku
basahi rongga nadi hidup ku
tulusmu ingin ku
kilaukan warna pelangi hati ku
teruslah genggam tanganku
biarkan bias cinta tembus hatimu
sampai pada suatu batas takdir nanti
saat kau dan aku kembali untuk diri Nya
tumbuh pelan terhampar di cinta ku
datangmu bagi ku
hilangkan kemarau dunia ku
munculmu pada ku
basahi rongga nadi hidup ku
tulusmu ingin ku
kilaukan warna pelangi hati ku
teruslah genggam tanganku
biarkan bias cinta tembus hatimu
sampai pada suatu batas takdir nanti
saat kau dan aku kembali untuk diri Nya
gadis kecil ku
gadis kecilku...
senyum lah untuk ku
lukiskan cerianya duniamu
permata hatiku...
peluk erat sosok ayahmu
rasakan hangatnya jiwamu
ku selalu mimpikan bahagiamu
kala kangen hampiriku
kuusap lukisan bayangmu
saat salah merenungiku
kukirimkan janji padamu
gadis kecilku...
menarilah dalam sepimu
nyanyikanlah kepolosanmu
maafkanlah ayahmu
kala kau nanti datangku
senyum lah untuk ku
lukiskan cerianya duniamu
permata hatiku...
peluk erat sosok ayahmu
rasakan hangatnya jiwamu
ku selalu mimpikan bahagiamu
kala kangen hampiriku
kuusap lukisan bayangmu
saat salah merenungiku
kukirimkan janji padamu
gadis kecilku...
menarilah dalam sepimu
nyanyikanlah kepolosanmu
maafkanlah ayahmu
kala kau nanti datangku
Selasa, 15 Desember 2009
bulan, kunang dan mentari
mentari gantikan rona rembulan
sebuah ritual pagi tlah mulai
sinarnya bangunkan berjuta jiwa
hijaukan semangat lusa hari
merajut mimpi berselimut mekar bunga
menempuh tahap tiada pernah berakhir
langkahkan satu bara gairah
mengayuh rasa dalam biduk takdir
renta terasa tatkala senja kala
bulan menunggu beranjaknya mentari
sebuah cinta hadirkan malam
beribu kunang hiasi gelap diri
satu kunang hampiri bayang sukma
bercerita bintang tertutup tabir
seilir angin redam liar di dada
sentuh malam tutup sebuah hari
senyumlah bulanku,
selamat bobo kunangku,
bangunkan aku mentariku...
sebuah ritual pagi tlah mulai
sinarnya bangunkan berjuta jiwa
hijaukan semangat lusa hari
merajut mimpi berselimut mekar bunga
menempuh tahap tiada pernah berakhir
langkahkan satu bara gairah
mengayuh rasa dalam biduk takdir
renta terasa tatkala senja kala
bulan menunggu beranjaknya mentari
sebuah cinta hadirkan malam
beribu kunang hiasi gelap diri
satu kunang hampiri bayang sukma
bercerita bintang tertutup tabir
seilir angin redam liar di dada
sentuh malam tutup sebuah hari
senyumlah bulanku,
selamat bobo kunangku,
bangunkan aku mentariku...
mama dengar lah
gadis kecil terisak sendu
bisik melemah sekedar mengadu
mama knapa kau tinggalkan aku
usap tetes air mata tersedu
muncul dalam pancaran redup
mama knapa kau pergi dariku
sekilas rindu terungkap
mulut mungil kuasa meratap
mama tak jua kah kau paham
beribu kasih peluk raga
beribu sayang raih jiwa
mama hadirmu lah ku minta
tertunduk lelah kiaskan gundah
mainkan jari hilangkan amarah
mama kapan lagi kau akan pulang
sempatkah...
ntuk dongengkan kala malam-malamku
ntuk belaikan tiap helaian rambutku
ntuk kecupkan kelembutan di keningku
ku lelah...
ukirkan mimpi bersama dalam lamunan
dekap rasa hadirkan sang bunda
manjakan pinta dalam tiap rengekan
jerit tangis ungkapkan amarah
tanpa tahu harus pahamkan jiwa
mama ku benci lalui kesendirian
@mama cepat pulang ya
bisik melemah sekedar mengadu
mama knapa kau tinggalkan aku
usap tetes air mata tersedu
muncul dalam pancaran redup
mama knapa kau pergi dariku
sekilas rindu terungkap
mulut mungil kuasa meratap
mama tak jua kah kau paham
beribu kasih peluk raga
beribu sayang raih jiwa
mama hadirmu lah ku minta
tertunduk lelah kiaskan gundah
mainkan jari hilangkan amarah
mama kapan lagi kau akan pulang
sempatkah...
ntuk dongengkan kala malam-malamku
ntuk belaikan tiap helaian rambutku
ntuk kecupkan kelembutan di keningku
ku lelah...
ukirkan mimpi bersama dalam lamunan
dekap rasa hadirkan sang bunda
manjakan pinta dalam tiap rengekan
jerit tangis ungkapkan amarah
tanpa tahu harus pahamkan jiwa
mama ku benci lalui kesendirian
@mama cepat pulang ya
Senin, 14 Desember 2009
TAHUKAH KAMU ILALANG KU
wahai ilalangku
tawamu pecahkan hariku
candamu tuliskan kisahku
manjamu impikan kasihku
polosmu ketukan hatiku
anggunmu aromakan mataku
wangimu tusukan rusukku
marahmu biaskan rinduku
walau diriku sehembus angin bagimu
terima kasih tlah jadi ilalangku
selalu bergoyang di tiap hadirku
tak peduli kupu-kupu berebut bungamu
tak kupikir lebah ambil sehisap madumu
karena ku tahu arti mampuku...
ku tak lebih semilir angin...
tawamu pecahkan hariku
candamu tuliskan kisahku
manjamu impikan kasihku
polosmu ketukan hatiku
anggunmu aromakan mataku
wangimu tusukan rusukku
marahmu biaskan rinduku
walau diriku sehembus angin bagimu
terima kasih tlah jadi ilalangku
selalu bergoyang di tiap hadirku
tak peduli kupu-kupu berebut bungamu
tak kupikir lebah ambil sehisap madumu
karena ku tahu arti mampuku...
ku tak lebih semilir angin...
Sabtu, 12 Desember 2009
BURUNG-BURUNG TAK BERSAYAP
Berkicau alunan ria
buka hari-hari berasa
menorehkan semesta nuansa
Bertengger pada kenyataan
tatap tajam rimbunan bayang
cari mangsa sebuah hikmah
Berteman ribuan kodrat
tunggu kasih penciptanya
telan getirnya rasa tertahan
Berdamai pada takdir dusta
cari sejatinya kehidupan
temukan abadinya cinta
Aku adalah elang perkasa
tanpa mampu kepakan sayap
coba raih kasih angkasa
buka hari-hari berasa
menorehkan semesta nuansa
Bertengger pada kenyataan
tatap tajam rimbunan bayang
cari mangsa sebuah hikmah
Berteman ribuan kodrat
tunggu kasih penciptanya
telan getirnya rasa tertahan
Berdamai pada takdir dusta
cari sejatinya kehidupan
temukan abadinya cinta
Aku adalah elang perkasa
tanpa mampu kepakan sayap
coba raih kasih angkasa
Jumat, 11 Desember 2009
DIAM TERKENANG
Merenung dalam rumah kesunyian
Merajut selembar asa terkenang
menatap masa berlalu mengusang
Segenggam maaf harap kesempatan
Gantikan hadirku saat dia merindukannya
Ungkap kebesaran hati untuk sebuah kenangan
ku akui memang ku salah
tiada diriku dalam rindunya
ku akui memang ku salah
tiada maknaku dalam rasanya
Apa lah dayaku sekarang
ketika semuanya menjadi diam
Merajut selembar asa terkenang
menatap masa berlalu mengusang
Segenggam maaf harap kesempatan
Gantikan hadirku saat dia merindukannya
Ungkap kebesaran hati untuk sebuah kenangan
ku akui memang ku salah
tiada diriku dalam rindunya
ku akui memang ku salah
tiada maknaku dalam rasanya
Apa lah dayaku sekarang
ketika semuanya menjadi diam
Kamis, 10 Desember 2009
SAYAP RINDUKU
lama nian ku tunggu
hari-hari merindu
pelan waktu terhitung
matahari terlalu ditunggu
bayangmu temaniku
kurung kakiku
andai muncul sayapku
kan kuantar ragaku
ntuk memeluk rinduku
ntuk membelai inginku
hari-hari merindu
pelan waktu terhitung
matahari terlalu ditunggu
bayangmu temaniku
kurung kakiku
andai muncul sayapku
kan kuantar ragaku
ntuk memeluk rinduku
ntuk membelai inginku
Rabu, 09 Desember 2009
RINDU BAYANG
mendengar suara alam
melabuh dalam nuansa
mendesah berkubang gundah
merangkai selarik tembang
merupa sebait kata
menderai setangkup gelisah
jiwa melepas rebah
menerawang seleret bayang
pada suatu jiwa terkisah
sabar menanti sapa
dalam rindu terdera
rasakan setarik nafas
satu jiwa hilang
dalam peluk sang maya
seribu kata senyap
kapan ku temui bayang-bayang itu...
@untuk sebuah jiwa di sana......
melabuh dalam nuansa
mendesah berkubang gundah
merangkai selarik tembang
merupa sebait kata
menderai setangkup gelisah
jiwa melepas rebah
menerawang seleret bayang
pada suatu jiwa terkisah
sabar menanti sapa
dalam rindu terdera
rasakan setarik nafas
satu jiwa hilang
dalam peluk sang maya
seribu kata senyap
kapan ku temui bayang-bayang itu...
@untuk sebuah jiwa di sana......
Sabtu, 05 Desember 2009
KARENA DIRIMU WANITA
Suatu kala datanglah maklhuk Tuhan
beruntai kelembutan hakiki
melangkah anggun merona
ku tahu kau kan urai sebongkah beban
dua tangan yang tersakiti
menyangga sepinya dunia
sejenak merindu dongeng adam hawa
melepas dosa tertangisi
berdua merenda kisah pendosa
tulang rusuk lama tak menjelma
hilangnya sosok tercintai
mengejar serpihan hampa
karena dirimu seorang wanita
muncul membawa hati
karena dirimu seorang wanita
menggandeng sebuah arti
karena dirimu sesosok shinta
berselimut janji suci
diriku hanya lelaki berkesombongan
meregang busur nurani
siap melepas resah
beruntai kelembutan hakiki
melangkah anggun merona
ku tahu kau kan urai sebongkah beban
dua tangan yang tersakiti
menyangga sepinya dunia
sejenak merindu dongeng adam hawa
melepas dosa tertangisi
berdua merenda kisah pendosa
tulang rusuk lama tak menjelma
hilangnya sosok tercintai
mengejar serpihan hampa
karena dirimu seorang wanita
muncul membawa hati
karena dirimu seorang wanita
menggandeng sebuah arti
karena dirimu sesosok shinta
berselimut janji suci
diriku hanya lelaki berkesombongan
meregang busur nurani
siap melepas resah
Jumat, 04 Desember 2009
MIMPI YANG SEMPURNA
buka hati
ntuk mengais hari
tata sukma
ntuk mengukir api
rengkuh rasa
ntuk menjilati malam
bangun sabar
ntuk menahan air
baui aroma
ntuk memburu angin
sentuh jiwa
ntuk mengejar langit
raih mimpi
ntuk melepas bumi
tersujud ku dalam kesempurnaan
ntuk mengais hari
tata sukma
ntuk mengukir api
rengkuh rasa
ntuk menjilati malam
bangun sabar
ntuk menahan air
baui aroma
ntuk memburu angin
sentuh jiwa
ntuk mengejar langit
raih mimpi
ntuk melepas bumi
tersujud ku dalam kesempurnaan
BERINGIN HARAPAN
mata tertutup, hitam pekat
menghitung harap
meratap arah
jeritan manja, langkah nekat
mendua sayap
mimpi indah
satu arah, dua sekat
menyingkap hadap
gagal gerah
harap tercekat...
jujurkah permintaanmu itu...
@ hoops: meratap kisah alun-alun kidul yogya
menghitung harap
meratap arah
jeritan manja, langkah nekat
mendua sayap
mimpi indah
satu arah, dua sekat
menyingkap hadap
gagal gerah
harap tercekat...
jujurkah permintaanmu itu...
@ hoops: meratap kisah alun-alun kidul yogya
Kamis, 03 Desember 2009
karena cinta ada kejujuran
sayang...
perlukah kau tanya apakah ada cinta dalam diriku
rengkuhlah aliran nadi tanganku
rasakanlah denyut cinta merambati setiap hadirku
sayang...
mengapa kau bertanya seberapa dalam rasa cintaku
lihatlah sorot jendela mataku
tak terlihatkah kerlipnya terangi ruang hatiku
sayang...
bila kau tanya sampai kapan cintaku padamu
bisikanlah pada sang waktu tuk hentikanku
suratannya tlah tertoreh pada hadirnya maknamu
Sayang...
jika kau marah karena ku tak ungkapkan padamu
maafkanlah betapa beratnya ku rangkai kataku
ntuk membagi rasa cintanya dan cintamu
perlukah kau tanya apakah ada cinta dalam diriku
rengkuhlah aliran nadi tanganku
rasakanlah denyut cinta merambati setiap hadirku
sayang...
mengapa kau bertanya seberapa dalam rasa cintaku
lihatlah sorot jendela mataku
tak terlihatkah kerlipnya terangi ruang hatiku
sayang...
bila kau tanya sampai kapan cintaku padamu
bisikanlah pada sang waktu tuk hentikanku
suratannya tlah tertoreh pada hadirnya maknamu
Sayang...
jika kau marah karena ku tak ungkapkan padamu
maafkanlah betapa beratnya ku rangkai kataku
ntuk membagi rasa cintanya dan cintamu
Langganan:
Postingan (Atom)