Ku hardik tatap wajah mu
Kapan kau mau beRUBAH?
Dingin sorot mata mu
Isyaratkan ambisi mu
Ku tanya cengkeraman tangan mu
Kapan sebenarnya kau akan beRUBAH
Kuatnya genggaman kuasa mu
Yakinkan kemunafikan mu
Ku bisikan lembut hati mu
kapan kau mau beRUBAH
Kerasnya dinding rasa mu
Tulikan telinga jiwa mu
Sebenarnya ingin
keras ku tampar wajah mu
kuat ku tepis tangan mu
buas ku cabik hati mu
Tapi ku percaya
Tuhan lebih halus sentuh pipi mu
Tuhan lebih lembut raih jemari mu
Tuhan lebih hangat cairkan hati mu
Ku ingin saat ini hanya lah
Tiupkan nafas kesabaran untuk mu
Rangkaikan untaian doa bagi mu
Di atas sajadah kasih ku pada mu
Kamis, 30 Desember 2010
Jumat, 01 Oktober 2010
kurindui malam
tersaput cerah mentari
kejar bayang hidup pagi
berbait syukur meratap
hadirkan sederet harap
muka lama berangsur sirna
meninggalkan ceita usang
muka baru mulai berceloteh
munculkan janji mimpi menoreh
amarah baru mulai menyalak
takuti patung-patung bernyawa
sudahi saja segera semuanya
tenggelamkan saja dalam malam
karena kusadari kini...
hanya malam lah masih peduli mimpi
kejar bayang hidup pagi
berbait syukur meratap
hadirkan sederet harap
muka lama berangsur sirna
meninggalkan ceita usang
muka baru mulai berceloteh
munculkan janji mimpi menoreh
amarah baru mulai menyalak
takuti patung-patung bernyawa
sudahi saja segera semuanya
tenggelamkan saja dalam malam
karena kusadari kini...
hanya malam lah masih peduli mimpi
Kamis, 12 Agustus 2010
HAPUSI BAYANG
Maafkan jika ku angkat kaki
Ampuni bila ku terlukis bayang
Lama serasa ku hiasi ruang hati
Hingga sedetak ku hapusi harap
Ku tahu bait mu kan merintih
Ku paham senandung mu kan hilang
Pelan perlahan semuanya kan sunyi
Dentangnya pun akan beranjak diam
Lambat melaun apinya kan mengecil
Tinggalkan rindu kesumat tiada padam
Ampuni bila ku terlukis bayang
Lama serasa ku hiasi ruang hati
Hingga sedetak ku hapusi harap
Ku tahu bait mu kan merintih
Ku paham senandung mu kan hilang
Pelan perlahan semuanya kan sunyi
Dentangnya pun akan beranjak diam
Lambat melaun apinya kan mengecil
Tinggalkan rindu kesumat tiada padam
Kamis, 24 Juni 2010
lengkap sudah
Lengkap sudah...
mulut tersedak pilu
dahak getir menyumpal
tergigit kebisuan keadaan
hati membujur kaku
lebam biru mengepal
terbentur ketakutan impian
kaki terikat lesu
pincang tapak menjejal
tersandung ketentuan jalanan
Lengkap sudah...
terbungkam di bibir kebohongan
tertepikan di tengah percintaan
terhenti di laju kehidupan
mulut tersedak pilu
dahak getir menyumpal
tergigit kebisuan keadaan
hati membujur kaku
lebam biru mengepal
terbentur ketakutan impian
kaki terikat lesu
pincang tapak menjejal
tersandung ketentuan jalanan
Lengkap sudah...
terbungkam di bibir kebohongan
tertepikan di tengah percintaan
terhenti di laju kehidupan
Selasa, 15 Juni 2010
Penjara Hari
Saat embun mulai berpudar
Ku terbangun lengking ayam negeri
Tertegun kehilangan lukisan mimpi
Kala bumi sibuk berputar
Ku terdiam mematung kosong
Terpaku bayang gelap matahari
Waktu jingga petang meranum
Ku tertinggal langkah kehidupan
Tertatap mata tajam burung hantu
Terbersit tanya gelayuti benak
Kapan ku bisa terbangkan jiwa ini
Jauh melayang tinggalkan penjara hari
Ku terbangun lengking ayam negeri
Tertegun kehilangan lukisan mimpi
Kala bumi sibuk berputar
Ku terdiam mematung kosong
Terpaku bayang gelap matahari
Waktu jingga petang meranum
Ku tertinggal langkah kehidupan
Tertatap mata tajam burung hantu
Terbersit tanya gelayuti benak
Kapan ku bisa terbangkan jiwa ini
Jauh melayang tinggalkan penjara hari
Minggu, 13 Juni 2010
CINTA
masih saja ku sebut cinta
sebuah perasaan tanpa hangatnya pelukan
sejuta suka berbalaskan beribu-ribu duka
masih saja ku genggam cinta
sebuah kenyataan bertolak mimpi indah
sekeping asa berkalang debu kehidupan
masih saja ku rindui cinta
sebuah penantian nadir tiada berbatas
sesosok bayang berdiri pongah melenggang
masih saja ku tangisi cinta
setetes air mata basahi nestapa gila
seleret luka sukma perih ternganga
walau lama ku lupakan cinta
sedetak waktu tiada mau menghilang
seruang takdir penjarakanku pada sebuah jiwa
sebuah perasaan tanpa hangatnya pelukan
sejuta suka berbalaskan beribu-ribu duka
masih saja ku genggam cinta
sebuah kenyataan bertolak mimpi indah
sekeping asa berkalang debu kehidupan
masih saja ku rindui cinta
sebuah penantian nadir tiada berbatas
sesosok bayang berdiri pongah melenggang
masih saja ku tangisi cinta
setetes air mata basahi nestapa gila
seleret luka sukma perih ternganga
walau lama ku lupakan cinta
sedetak waktu tiada mau menghilang
seruang takdir penjarakanku pada sebuah jiwa
Jumat, 04 Juni 2010
Mengertilah
bagiku...
hanyalah sebuah perjalanan
menatap seutas garis kehidupan
bagimu...
hanyalah sebuah penantian
menunggu sedetak waktu kebisuan
bagi Tuhan...
hanyalah sehembus nafas percintaan
memberi sedalam nadir kemanusiaan
perasaan tlah lebihi kenyataan
terasa pilu tiada berkesudahan
hamparkan berjuta umpatan kesabaran
kenyataan tlah lebihi kesabaran
terlihat rapuh tanpa rajutan asa
hancurkan dinding petuah kemunafikan
mengertilah...
hanyalah sebuah perjalanan
menatap seutas garis kehidupan
bagimu...
hanyalah sebuah penantian
menunggu sedetak waktu kebisuan
bagi Tuhan...
hanyalah sehembus nafas percintaan
memberi sedalam nadir kemanusiaan
perasaan tlah lebihi kenyataan
terasa pilu tiada berkesudahan
hamparkan berjuta umpatan kesabaran
kenyataan tlah lebihi kesabaran
terlihat rapuh tanpa rajutan asa
hancurkan dinding petuah kemunafikan
mengertilah...
Senin, 24 Mei 2010
dipuja sembah
gantung kan sedikit dusta
terikat di bayang muka lama
usir sejenak penat keraguan
tertahan di ruang kepekatan
hirup aroma kenikmatan malam
terbuka merekah kelopak indera
jalan tlah terbelok halus meretas
tinggali berpuluh pesan sang bunda
nafas tlah telentang rebah
tangan tlah nakal menjamah
nafsu terakhir dipuja sembah
terikat di bayang muka lama
usir sejenak penat keraguan
tertahan di ruang kepekatan
hirup aroma kenikmatan malam
terbuka merekah kelopak indera
jalan tlah terbelok halus meretas
tinggali berpuluh pesan sang bunda
nafas tlah telentang rebah
tangan tlah nakal menjamah
nafsu terakhir dipuja sembah
Minggu, 23 Mei 2010
HUJAN MALAM INI
sekarang sejatinya...
ku benci dengarkan rintik mu
ku muak hembusan dingin mu
ku bosan rasakan basah mu
pernah sebenarnya...
ku sadari jernihnya tetes mu
ku pahami belaian hawa mu
ku rindukan harumnya hadir mu
tapi itu dulu bukan sekarang...
wahai hujan...
jangan hadir lagi besok malam
cukup malam ini kau siksa jiwa
wahai hujan...
datang mu ingatkan sosok dirinya
kamu, aku dan dia terangkai mesra
wahai hujan...
dia tlah pergi jauh tiada kan datang
tega nian kau hampiriku dalam kesendirian
wahai hujan...
tolong pahami rasa ku bagi sebuah impian
ku hanya ingin jika kau datang bersamanya
ku benci dengarkan rintik mu
ku muak hembusan dingin mu
ku bosan rasakan basah mu
pernah sebenarnya...
ku sadari jernihnya tetes mu
ku pahami belaian hawa mu
ku rindukan harumnya hadir mu
tapi itu dulu bukan sekarang...
wahai hujan...
jangan hadir lagi besok malam
cukup malam ini kau siksa jiwa
wahai hujan...
datang mu ingatkan sosok dirinya
kamu, aku dan dia terangkai mesra
wahai hujan...
dia tlah pergi jauh tiada kan datang
tega nian kau hampiriku dalam kesendirian
wahai hujan...
tolong pahami rasa ku bagi sebuah impian
ku hanya ingin jika kau datang bersamanya
BUTA, BISU, TULI
serasa pensil tumpul
jari ini tlah tersudut
tunggui sesal hidup
serasa lontar kosong
hati ini tlah terpotong
tumbali nafsu garong
serasa nadi terhenti
darah ini tlah memutih
coreti semangat insani
jejak-jejak harus ku hapusi
bayang-bayang ingin ku tutupi
mimpi-mimpi hanya ku ratapi
ternyata kini ku sadari
aku buta, bisu dan tuli
jari ini tlah tersudut
tunggui sesal hidup
serasa lontar kosong
hati ini tlah terpotong
tumbali nafsu garong
serasa nadi terhenti
darah ini tlah memutih
coreti semangat insani
jejak-jejak harus ku hapusi
bayang-bayang ingin ku tutupi
mimpi-mimpi hanya ku ratapi
ternyata kini ku sadari
aku buta, bisu dan tuli
Senin, 12 April 2010
KU PADA
lama hatiku tiada tergetar
menyisiri gurun kenafikan
meniti jalan suram kebimbangan
tiba ku pada sebongkah kesombongan
menutupi lorong jalan puncak impian
membendung kegilaan ku pada takdir
lama mata lelakiku nanar
menatap bayang sucinya damar
membuatku bosan pada kegagalan
benci ku pada sebuah nama
marah ku pada seutas cinta
kecewa ku pada setetes kilaf
menyisiri gurun kenafikan
meniti jalan suram kebimbangan
tiba ku pada sebongkah kesombongan
menutupi lorong jalan puncak impian
membendung kegilaan ku pada takdir
lama mata lelakiku nanar
menatap bayang sucinya damar
membuatku bosan pada kegagalan
benci ku pada sebuah nama
marah ku pada seutas cinta
kecewa ku pada setetes kilaf
Rabu, 07 April 2010
takut kehilangan cinta Mu
Tuhan maafkan diriku
lama rasanya ku nafikan sayang Mu
lama ku enggan sujud dihadap Mu
Tuhan ampuni diriku
sering ku caci sosok kebesaran Mu
sering ku tertawai makna hadir Mu
Tuhan...
ku tahu Kamu tak butuh tangis ku
tapi jiwa ku kini ingin menangis di kaki Mu
Tuhan...
ku paham Kamu tak butuh pujian ku
tapi hati ku kini rindu sentuhan nama Mu
Tuhan...
ijinkan sekali ini ku mengingat Mu
bukan ku takut siksa balasan Mu
hanya ku takut kehilangan cinta Mu
lama rasanya ku nafikan sayang Mu
lama ku enggan sujud dihadap Mu
Tuhan ampuni diriku
sering ku caci sosok kebesaran Mu
sering ku tertawai makna hadir Mu
Tuhan...
ku tahu Kamu tak butuh tangis ku
tapi jiwa ku kini ingin menangis di kaki Mu
Tuhan...
ku paham Kamu tak butuh pujian ku
tapi hati ku kini rindu sentuhan nama Mu
Tuhan...
ijinkan sekali ini ku mengingat Mu
bukan ku takut siksa balasan Mu
hanya ku takut kehilangan cinta Mu
Selasa, 30 Maret 2010
PUTIHKU ternyata HITAMKU
hitam bagaikan kekuatan sepi,
putih hanyalah kelembutan arti...
kadang cinta menyentuh hitam agar memutih,
tapi kadang cinta juga yang meronai putih jadi menghitam,,,
sepi hanyalah ruang jiwa
arti bagaikan nuansa hati...
kadang cinta mengusir sepi melalui sebuah arti
tapi kadang cinta menggoreskan arti di kala sepi,,,
lelah hati,
luruhkan jiwa...
hadirkan sepi,
hilangkan arti...
putihku ternyata hitamku
putih hanyalah kelembutan arti...
kadang cinta menyentuh hitam agar memutih,
tapi kadang cinta juga yang meronai putih jadi menghitam,,,
sepi hanyalah ruang jiwa
arti bagaikan nuansa hati...
kadang cinta mengusir sepi melalui sebuah arti
tapi kadang cinta menggoreskan arti di kala sepi,,,
lelah hati,
luruhkan jiwa...
hadirkan sepi,
hilangkan arti...
putihku ternyata hitamku
Minggu, 28 Februari 2010
PATUNG BATU
sudah kubilang bukan tentang kamu
tulisan ini hanyalah pesonifikasiku
sudah kubilang bukan perasaan aku
bait-bait ini hanyalah omong kosongku
sudah kubilang bukan tentang kita dan kami
guratan ini hanyalah hiasan imajinasinya
kenapa masih kau tatap bola mata ku
tidak kah kau percaya kata-kata ku
bagaimana kau menoleh lagi pada ku
bisa kah kau tinggalkan saja diri ku
mengapa kau meratap melutut pada ku
tiada kah jalang-jalang selain aku
tangisi saja diriku
ku kan tertawai duka mu
caci maki saja aku
ku kan tampar mulut mu
tahukah kamu
aku bukan pujangga mu
tapi patung batu mu
tulisan ini hanyalah pesonifikasiku
sudah kubilang bukan perasaan aku
bait-bait ini hanyalah omong kosongku
sudah kubilang bukan tentang kita dan kami
guratan ini hanyalah hiasan imajinasinya
kenapa masih kau tatap bola mata ku
tidak kah kau percaya kata-kata ku
bagaimana kau menoleh lagi pada ku
bisa kah kau tinggalkan saja diri ku
mengapa kau meratap melutut pada ku
tiada kah jalang-jalang selain aku
tangisi saja diriku
ku kan tertawai duka mu
caci maki saja aku
ku kan tampar mulut mu
tahukah kamu
aku bukan pujangga mu
tapi patung batu mu
PADAMU NEGERI
Negeri ini bukan lagi negeri impian
ratapan tertahan sebagai kenyataan
Tanah ini bukan lagi tanah dongeng
kesenduan tertanam sebagai kemunafikan
Jiwa ini bukan lagi jiwa pahlawan
kesombongan terasa sebagai kebiasaan
Raga ini bukan lagi raga pengorbanan
keterpurukan tertancap sebagai tertawaan
Kemerdekaan ini bukan lagi kebebasan
keinginan terjajah sebagai kepentingan
Kami ini bukan lagi kita
kebersamaan tertebas keakuan
Padamu Negeri
Kami bertanya
Padamu Negeri
Kami bersaksi
Padamu Negeri
Kami menanti
Bagimu Negeri
Jiwa mati kamiiii
ratapan tertahan sebagai kenyataan
Tanah ini bukan lagi tanah dongeng
kesenduan tertanam sebagai kemunafikan
Jiwa ini bukan lagi jiwa pahlawan
kesombongan terasa sebagai kebiasaan
Raga ini bukan lagi raga pengorbanan
keterpurukan tertancap sebagai tertawaan
Kemerdekaan ini bukan lagi kebebasan
keinginan terjajah sebagai kepentingan
Kami ini bukan lagi kita
kebersamaan tertebas keakuan
Padamu Negeri
Kami bertanya
Padamu Negeri
Kami bersaksi
Padamu Negeri
Kami menanti
Bagimu Negeri
Jiwa mati kamiiii
AT...ATU...ATUUUH
Dingin mencekat
gundah mengkarat
Ingin merekat
nafsu mendekat
Goda menguat
suka mencuat
Rasa melekat
nikmat merambat
Dosa menjilat
malaikat mendamprat...
gundah mengkarat
Ingin merekat
nafsu mendekat
Goda menguat
suka mencuat
Rasa melekat
nikmat merambat
Dosa menjilat
malaikat mendamprat...
Jumat, 26 Februari 2010
BEDEBAH KU MU
saat ini ku ada di sela batas malam
berdiri diantara redup sorot gemintang
tersembul dibalik hembus rokok menggumpal
di pinggir jalan ku terdampar sepi
temui kenangan indah bersama bidadari
bayangmu serasa tertinggal temaniku di sini
di trotoar ini masih tercium nafas binalmu
gelitik kupingku tembusi tembok-tembok birahiku
sekedar untuk melepas dentuman hasrat-hasrat lelakiku
begitu berat melepas sosok dirimu
pinggir jalan ini jadi pengobat rinduku
berdiri di sini untuk panggil bayangmu selalu
berdiri diantara redup sorot gemintang
tersembul dibalik hembus rokok menggumpal
di pinggir jalan ku terdampar sepi
temui kenangan indah bersama bidadari
bayangmu serasa tertinggal temaniku di sini
di trotoar ini masih tercium nafas binalmu
gelitik kupingku tembusi tembok-tembok birahiku
sekedar untuk melepas dentuman hasrat-hasrat lelakiku
begitu berat melepas sosok dirimu
pinggir jalan ini jadi pengobat rinduku
berdiri di sini untuk panggil bayangmu selalu
Senin, 22 Februari 2010
terlahir kembali
terlahir dalam suci anugerah
merengek kagetkan dunia nyata
mencari jalan kehidupan fana
berjuta langkah tertapak indah
lupakan saja beribu duka lara
ampuni saja beribu dosa sempurna
tetapkan pandang panjang terbentang
lakukan terbaik untuk susuri kesabaran
hidupkan makna kekecewaan bagi suatu impian
bahagiakan sebuah kehidupan
semenjak itu kau kan tersenyum kembali
belajarlah dari kehidupan
semenjak itu kau kan terlahirkan kembali
merengek kagetkan dunia nyata
mencari jalan kehidupan fana
berjuta langkah tertapak indah
lupakan saja beribu duka lara
ampuni saja beribu dosa sempurna
tetapkan pandang panjang terbentang
lakukan terbaik untuk susuri kesabaran
hidupkan makna kekecewaan bagi suatu impian
bahagiakan sebuah kehidupan
semenjak itu kau kan tersenyum kembali
belajarlah dari kehidupan
semenjak itu kau kan terlahirkan kembali
Selasa, 16 Februari 2010
dewi kebodohan
seorang wanita cari sebuah cinta
mengaisi hari harapkan setetes rasa
mendua bagi sebuah cinta menyakitkan
berbagai kasih dengan bayang sejati
berpeluh mesra nikmati sentuhan hati
mengumbar balas bagi serpih-serpih sepi
berbisik rayu rasuki mimpi semua lelaki
menelusupi kepalsuan indahnya duniawi
memuaskan benci berbalut kata-kata suci
seorang wanita tersenyum penuh arti
tiada mengerti kebodohan warnai diri
seiring kebanggaan puja puji bagai dewi
mengaisi hari harapkan setetes rasa
mendua bagi sebuah cinta menyakitkan
berbagai kasih dengan bayang sejati
berpeluh mesra nikmati sentuhan hati
mengumbar balas bagi serpih-serpih sepi
berbisik rayu rasuki mimpi semua lelaki
menelusupi kepalsuan indahnya duniawi
memuaskan benci berbalut kata-kata suci
seorang wanita tersenyum penuh arti
tiada mengerti kebodohan warnai diri
seiring kebanggaan puja puji bagai dewi
Senin, 15 Februari 2010
BYE
jangan tangisi diri ku
seakan ku cintai kamu
jangan marahi diri ku
seakan ku butuh nasehat mu
jangan tuduh diri ku
seakan ku curi hati mu
janga tertawai diri ku
seakan ku suka pada mu
jangan manjai diri ku
seakan ku sayangi kamu
jangan peluk cium erat diriku
karena ku hanya ingin pamit pada mu
seakan ku cintai kamu
jangan marahi diri ku
seakan ku butuh nasehat mu
jangan tuduh diri ku
seakan ku curi hati mu
janga tertawai diri ku
seakan ku suka pada mu
jangan manjai diri ku
seakan ku sayangi kamu
jangan peluk cium erat diriku
karena ku hanya ingin pamit pada mu
Minggu, 14 Februari 2010
KASIH SAYANG
kasih sayang
terberai dalam ikatan
menyatu di ujung kebersamaan
kasih sayang
terhimpit ketika dibutuhkan
melapang saat diberikan
kasih sayang
terhujat kala dikenangkan
menyanjung di batas impian
kasih sayang
tersobek di ujung pengkianatan
merajut di balik kejujuran
kasih sayang
terpatahkan di perjalanan hari
menguat tatkala menghitungi waktu
kasih sayang
kutunggu dikau di ujung hati
kala hitam putih tlah berbaur
terberai dalam ikatan
menyatu di ujung kebersamaan
kasih sayang
terhimpit ketika dibutuhkan
melapang saat diberikan
kasih sayang
terhujat kala dikenangkan
menyanjung di batas impian
kasih sayang
tersobek di ujung pengkianatan
merajut di balik kejujuran
kasih sayang
terpatahkan di perjalanan hari
menguat tatkala menghitungi waktu
kasih sayang
kutunggu dikau di ujung hati
kala hitam putih tlah berbaur
Selasa, 09 Februari 2010
gurat biru
kini, cintamu bagaikan air garam
perciki perih sayatan hati terluka
seleret tapi menyakitkan jiwa
kini, sucinya cinta serasa bernoda
kini, janji setia kotori genggaman rasa
setitik tapi tak kuasa terhapuskan
kemarin, betapa ku menyayangimu
kini, betapa kau terlalu menyakitiku
kini, tlah tertulis di guratan biru kita
dulu, begitu dalam panah asmara tertancap
kini, kukira ku pun tak kuasa mencabutnya
tapi, panah itu sengaja kau patahkan begitu saja
setetes air mata tak mampu kan obati
seucap maaf tak setulus setianya janji
maafkan jika ku pergi putusi takdir ini
semoga kau temui bahagia bersama dirinya
perciki perih sayatan hati terluka
seleret tapi menyakitkan jiwa
kini, sucinya cinta serasa bernoda
kini, janji setia kotori genggaman rasa
setitik tapi tak kuasa terhapuskan
kemarin, betapa ku menyayangimu
kini, betapa kau terlalu menyakitiku
kini, tlah tertulis di guratan biru kita
dulu, begitu dalam panah asmara tertancap
kini, kukira ku pun tak kuasa mencabutnya
tapi, panah itu sengaja kau patahkan begitu saja
setetes air mata tak mampu kan obati
seucap maaf tak setulus setianya janji
maafkan jika ku pergi putusi takdir ini
semoga kau temui bahagia bersama dirinya
Senin, 08 Februari 2010
Bedebah mu
lantang ku teriak melolong panjang
di bayang beranjaknya senja kala
menantang temaram matahari tenggelam
lepas semua amarah membara
di kelamnya cerita pencundang
mencabik selembar sajadah terbentang
latah ku tangisi isi dunia
di goresan regukan gelinjang
melenguh setetes puncak kenikmatan
lemah ku temani jiwa bimbang
di sujud inginnya pengampunan
mencium telapak kaki Sang Pemilik Malam
di bayang beranjaknya senja kala
menantang temaram matahari tenggelam
lepas semua amarah membara
di kelamnya cerita pencundang
mencabik selembar sajadah terbentang
latah ku tangisi isi dunia
di goresan regukan gelinjang
melenguh setetes puncak kenikmatan
lemah ku temani jiwa bimbang
di sujud inginnya pengampunan
mencium telapak kaki Sang Pemilik Malam
Bedebah ku
ratapi saja hidup mu
biar sedihmu jadi setiamu
gandeng terus inginmu
biar kecewamu jadi bayangmu
rayu saja cintamu
biar rasamu itu memujamu
kejar saja mimpimu
biar indahmu hantui jagamu
tunjukan tegar sedihmu
kala manusia kagumimu
tunjukan muka manismu
kala malaikat menyapamu
kerlingkan matamu
kala iblis mengajakmu
tapi...
harusnya kau tundukan kepalamu
saat Tuhan menyayangi ruh mu
biar sedihmu jadi setiamu
gandeng terus inginmu
biar kecewamu jadi bayangmu
rayu saja cintamu
biar rasamu itu memujamu
kejar saja mimpimu
biar indahmu hantui jagamu
tunjukan tegar sedihmu
kala manusia kagumimu
tunjukan muka manismu
kala malaikat menyapamu
kerlingkan matamu
kala iblis mengajakmu
tapi...
harusnya kau tundukan kepalamu
saat Tuhan menyayangi ruh mu
Minggu, 07 Februari 2010
aku dan aku
Ku bosan jadi api
hanya kau butuhkan di dinginnya sayang
Ku bosan jadi air
hanya kau inginkan saat hausnya jiwa
Ku bosan jadi udara
hanya kau cari saat harap temui hampa
Ku bosan jadi tanah
hanya kau lewati saat lemah menginjak
cobalah jadi aku
maka kau kan tahu
cobalah jadi Tuhan ku
maka kau harusnya lebih tahu
hanya kau butuhkan di dinginnya sayang
Ku bosan jadi air
hanya kau inginkan saat hausnya jiwa
Ku bosan jadi udara
hanya kau cari saat harap temui hampa
Ku bosan jadi tanah
hanya kau lewati saat lemah menginjak
cobalah jadi aku
maka kau kan tahu
cobalah jadi Tuhan ku
maka kau harusnya lebih tahu
tiada maaf bagi ku
berat rasanya maafkan diri
tapi semuanya tlah terjadi
hampa rasa sesal sendiri
tiada akan terampuni lagi
coba balikan semua rasa-rasa ini
tiada hampiri ketersiksaan bathin
tolong lupakan diri ini
akan berat untukmu
lebih berat bagiku
ampuni diri ini
tolong pahami diri ini
bukan ku membencimu
tapi ku benci diriku
telah kehilangan arti
susahkah kau pahami?
beri kesempatan akhir bagiku
ampuni titik sesal diri ku
lebih baik tinggalkanku
maaf kan diri dan bayangku
tapi semuanya tlah terjadi
hampa rasa sesal sendiri
tiada akan terampuni lagi
coba balikan semua rasa-rasa ini
tiada hampiri ketersiksaan bathin
tolong lupakan diri ini
akan berat untukmu
lebih berat bagiku
ampuni diri ini
tolong pahami diri ini
bukan ku membencimu
tapi ku benci diriku
telah kehilangan arti
susahkah kau pahami?
beri kesempatan akhir bagiku
ampuni titik sesal diri ku
lebih baik tinggalkanku
maaf kan diri dan bayangku
Rabu, 03 Februari 2010
teman ku ngamen di simpang jalan
berkumpul di ujung jalanan
jauh dari layak kehidupan
bermain di persimpangan nyawa
melepas tawa pada batas duka
hanya untuk menunggu waktu...
ketuk jendela hidup lainnya
ulurkan harap recehan mulia
hanya untuk jalani kenyataan...
harusnya bapak ku mereka
lelaki berjas punya tahta
harusnya ibu ku mereka
wanita bergincu suka belanja
harusnya teman ku mereka
bocah cengeng bebaju kemewahan
tapi...
hanya dia teman setia ku
hanya dia ibu kesayanganku
hanya dia bapak kebangganku
satu dalam peran sosoknya
selalu mendongengkan malam
selalu menyanyikan senja
nanti...
waktu matahari terik menyengat
kan ku kenalkan dia denganmu
besok...
saat malam dingin hening mendera
kan ku ajak dia bermain bersamamu
tapi...
hanya satu ku pinta dengan hormat
jangan kau takut dekat dirinya
bapak, ibu dan temanku itu bernama DERITA
jauh dari layak kehidupan
bermain di persimpangan nyawa
melepas tawa pada batas duka
hanya untuk menunggu waktu...
ketuk jendela hidup lainnya
ulurkan harap recehan mulia
hanya untuk jalani kenyataan...
harusnya bapak ku mereka
lelaki berjas punya tahta
harusnya ibu ku mereka
wanita bergincu suka belanja
harusnya teman ku mereka
bocah cengeng bebaju kemewahan
tapi...
hanya dia teman setia ku
hanya dia ibu kesayanganku
hanya dia bapak kebangganku
satu dalam peran sosoknya
selalu mendongengkan malam
selalu menyanyikan senja
nanti...
waktu matahari terik menyengat
kan ku kenalkan dia denganmu
besok...
saat malam dingin hening mendera
kan ku ajak dia bermain bersamamu
tapi...
hanya satu ku pinta dengan hormat
jangan kau takut dekat dirinya
bapak, ibu dan temanku itu bernama DERITA
satu dan satu
satu masih ku cari
ku cari dan terus kucari
satu ucap
sering kuteriakan dalam getir
sering kulepas bersama takdir
satu rasa
kurang kurasakan saat tertawa
selalu kulupakan waktu bersama
satu makna
jarang kubelai lembut helaiannya
sering kulupa beserta Penciptanya
satu dalam satu...
bahagia dalam kata
terucap berasa
teralami bermakna
satu bahagia...
dalam ucap, rasa dan makna
ku cari dan terus kucari
satu ucap
sering kuteriakan dalam getir
sering kulepas bersama takdir
satu rasa
kurang kurasakan saat tertawa
selalu kulupakan waktu bersama
satu makna
jarang kubelai lembut helaiannya
sering kulupa beserta Penciptanya
satu dalam satu...
bahagia dalam kata
terucap berasa
teralami bermakna
satu bahagia...
dalam ucap, rasa dan makna
Selasa, 02 Februari 2010
aku dan sebatang kamu
cling...
sebatang kunyalakan lagi
gemeretak api membakar
pelan terhisap kepastian
mengaliri jiwa terasa
batang demi batang
temani di setiap makna
kawani setia suka duka
saat batang tiada tersisa
ku cari di tiap sudut dunia
betapa lekat satu dalam jiwa
banyak orang membenci kita
mencibir kita tiada berharga
campakan makna bijak manusia
kita buronan berbahaya
harus tersembunyi ntuk bersama
hadirkan sisi mulianya jiwa kita
biarkan saja mereka tertawai kita
biarkan saja mereka kotbahi kita
biarkan saja mereka mencaci kita
sadarilah mereka hanya separuh dunia
cling...
sebatang kunyalakan lagi
bebaskan rasamu dari sempitnya kotak
bebaskan rasaku dari himpitan dunia
sebatang kunyalakan lagi
gemeretak api membakar
pelan terhisap kepastian
mengaliri jiwa terasa
batang demi batang
temani di setiap makna
kawani setia suka duka
saat batang tiada tersisa
ku cari di tiap sudut dunia
betapa lekat satu dalam jiwa
banyak orang membenci kita
mencibir kita tiada berharga
campakan makna bijak manusia
kita buronan berbahaya
harus tersembunyi ntuk bersama
hadirkan sisi mulianya jiwa kita
biarkan saja mereka tertawai kita
biarkan saja mereka kotbahi kita
biarkan saja mereka mencaci kita
sadarilah mereka hanya separuh dunia
cling...
sebatang kunyalakan lagi
bebaskan rasamu dari sempitnya kotak
bebaskan rasaku dari himpitan dunia
hari ini
awalnya dari kemarin,
seekor burung di dahan kamboja
bangunkan raga dari mimpi burukku
awalnya dari kemarin,
bunga kamboja menampakan kuncupnya
ingatkan kuncup harapan dunia nyataku
awalnya dari kemarin,
ku buka hariku dului mentari bersinar
ku hirup indahnya hasrat garis nadirku
hari ini,
ku rindu hari kemarin
walau burung itu tiada hadir
walau kuncup itu jadi layu
seekor burung di dahan kamboja
bangunkan raga dari mimpi burukku
awalnya dari kemarin,
bunga kamboja menampakan kuncupnya
ingatkan kuncup harapan dunia nyataku
awalnya dari kemarin,
ku buka hariku dului mentari bersinar
ku hirup indahnya hasrat garis nadirku
hari ini,
ku rindu hari kemarin
walau burung itu tiada hadir
walau kuncup itu jadi layu
Senin, 01 Februari 2010
BELLADARI
bidadari turun dari istana
pelan menapak di lekuk mega
cantik melenggok terbelai angin
elok paras tersenyum malu
berbalut rambut panjang terurai
bertebar pesona sibakan pandang
saat alam berbisik melembut
kagumi molek lekuk keagungan
serasa semua tunduk menegun
berpasang tangan ingin merengkuh
bawa sebuah hati berkayuh merindu
untuk menjaga senyum sang bidadari
sebuah hati kini tlah menyapamu
selamat datang putri khayangan
pelan menapak di lekuk mega
cantik melenggok terbelai angin
elok paras tersenyum malu
berbalut rambut panjang terurai
bertebar pesona sibakan pandang
saat alam berbisik melembut
kagumi molek lekuk keagungan
serasa semua tunduk menegun
berpasang tangan ingin merengkuh
bawa sebuah hati berkayuh merindu
untuk menjaga senyum sang bidadari
sebuah hati kini tlah menyapamu
selamat datang putri khayangan
Minggu, 31 Januari 2010
ambil kembali jiwa mu
lama kuhampar perenungan
satu persatu kerikil terpisahkan
tertimbang di dua telapak tangan
dua prinsip dalam beda
dua ingin dalam sumbang
dua nurani dalam tentangan
sahabat...
sudah saatnya diakhiri
akhir dalam penghormatan
bagi mimpi panjang tertunda
sudah saatnya disudahi
sudah cukup berkeindahan
bagi nikmat tiada berkesudahan
mungkin menyakitkan
bagi suatu rasa sesaat telah tersesat
mungkin membahagiakan
bagi suatu hikmah panjang masih terbentang
sahabat...
jangan menoleh lagi
bila hanya ntuk sebuah tanya
"kenapa kau lakukan ini?"
bagiku...
engkau sosok sahabat sejatiku
manakala jiwa mu bebas dari bayangku
bagiku...
engkau sosok sahabat baikku
manakala bathin mu bebas untuk memarahiku
bagiku...
engkau sosok sahabat dekatku
manakala ruang dan waktu telah kau satukan
ambil kembali tanggalan jiwa mu
pakailah di saat dunia menyambutmu
satu persatu kerikil terpisahkan
tertimbang di dua telapak tangan
dua prinsip dalam beda
dua ingin dalam sumbang
dua nurani dalam tentangan
sahabat...
sudah saatnya diakhiri
akhir dalam penghormatan
bagi mimpi panjang tertunda
sudah saatnya disudahi
sudah cukup berkeindahan
bagi nikmat tiada berkesudahan
mungkin menyakitkan
bagi suatu rasa sesaat telah tersesat
mungkin membahagiakan
bagi suatu hikmah panjang masih terbentang
sahabat...
jangan menoleh lagi
bila hanya ntuk sebuah tanya
"kenapa kau lakukan ini?"
bagiku...
engkau sosok sahabat sejatiku
manakala jiwa mu bebas dari bayangku
bagiku...
engkau sosok sahabat baikku
manakala bathin mu bebas untuk memarahiku
bagiku...
engkau sosok sahabat dekatku
manakala ruang dan waktu telah kau satukan
ambil kembali tanggalan jiwa mu
pakailah di saat dunia menyambutmu
Marahi sang malaikat
mendengar tidak harus berteriak, karena...
seungkap kata hanyalah kebohongan
maknai sebuah pemberontakan jiwa
seungkap kata hanyalah kemuslihatan
warnai sebuah petualangan terkisah
seungkap kata hanyalah kebodohan
tutupi sebuah pembenaran suasana
menyimak tidak harus bergejolak, karena...
seutas diam bukanlaah kelemahan
tukangi sebuah keberanian semu
seutas diam tak lebih renungan
telusupi sebuah kekeliruan nyata
seutas diam hanyalah kebijakan
naungi sebuah kesombongan rapuh
memberi tidak harus menerima, karena...
beribu umpatan adalah kerinduan tulus
ulangi berjuta masa terlewat
beribu umpatan adalah keikhlasan lurus
luruhi berjuta perhatian melekat
beribu umpatan adalah keindahan kudus
pandangi berjuta kecewa didapat
memang ini bukanlah kebenaran
hanya sebuah usaha pembelajaran
di saat sang malaikat pun tercekat
seungkap kata hanyalah kebohongan
maknai sebuah pemberontakan jiwa
seungkap kata hanyalah kemuslihatan
warnai sebuah petualangan terkisah
seungkap kata hanyalah kebodohan
tutupi sebuah pembenaran suasana
menyimak tidak harus bergejolak, karena...
seutas diam bukanlaah kelemahan
tukangi sebuah keberanian semu
seutas diam tak lebih renungan
telusupi sebuah kekeliruan nyata
seutas diam hanyalah kebijakan
naungi sebuah kesombongan rapuh
memberi tidak harus menerima, karena...
beribu umpatan adalah kerinduan tulus
ulangi berjuta masa terlewat
beribu umpatan adalah keikhlasan lurus
luruhi berjuta perhatian melekat
beribu umpatan adalah keindahan kudus
pandangi berjuta kecewa didapat
memang ini bukanlah kebenaran
hanya sebuah usaha pembelajaran
di saat sang malaikat pun tercekat
Sabtu, 30 Januari 2010
bidadari berbayang dosa
sebuah rasa kau ungkapkan
kidungkan cintamu pada lelaki
kau sampaikan rasa berbalut hitam
tantangi norma suci berjejal kata
kau ungkapkan cinta menggelepar
kutuki birahi terlepas menghempas
sebuah rasa kau atas namakan cinta
kau agungkan berirama lantunan goda
wahai kau, bidadari...
sahabatku...
tahukah bahwa seharusnya cinta terungkapkan berbait bening
bagaikan embun di sejuk sabda-sabda Penciptanya
tahukah bahwa sesungguhnya cinta tersampaikan berkilau mulia
bagaikan menyemu cermin-cermin wajah Tuhan mu
karena cinta hanya lantunkan ambang keagungan
sahabat...
harusnya rasa cinta beningnya sebuah panggilan
sahabat....
harusnya rasa cinta mulianya sebuah ketegaran
harus dan seharusnya telah kau maknai...
sahabat...
tak bisakah rasa itu kau singkirkan perlahan
sekedar tampakkan separoh wajah bidadarimu
bidadari...
tak mau kah kau tundukan hitamnya rasa
karena hitam bukanlah warna kasih jiwa
bidadari...
sia-sia saja kau tunggangi birahi cinta
karena cinta kan matikan nuansa anggunmu
bidadari...
maafkan aku atas nama jiwamu
kau bukan lah sosok kekasihku
percuma kau telanjangi jiwa mu
hanya pecundangi belas kasihan ku
sahabat ku...
harusnya dirimu sang bidadari
dengan segenggam rasa kasih suci
harusnya dirimu seonggok pengertian
dengan sebongkah rasa penghormatan
maafkan bila ku menutup hati
ku hanya ingatkan raga berbayang dosa
kidungkan cintamu pada lelaki
kau sampaikan rasa berbalut hitam
tantangi norma suci berjejal kata
kau ungkapkan cinta menggelepar
kutuki birahi terlepas menghempas
sebuah rasa kau atas namakan cinta
kau agungkan berirama lantunan goda
wahai kau, bidadari...
sahabatku...
tahukah bahwa seharusnya cinta terungkapkan berbait bening
bagaikan embun di sejuk sabda-sabda Penciptanya
tahukah bahwa sesungguhnya cinta tersampaikan berkilau mulia
bagaikan menyemu cermin-cermin wajah Tuhan mu
karena cinta hanya lantunkan ambang keagungan
sahabat...
harusnya rasa cinta beningnya sebuah panggilan
sahabat....
harusnya rasa cinta mulianya sebuah ketegaran
harus dan seharusnya telah kau maknai...
sahabat...
tak bisakah rasa itu kau singkirkan perlahan
sekedar tampakkan separoh wajah bidadarimu
bidadari...
tak mau kah kau tundukan hitamnya rasa
karena hitam bukanlah warna kasih jiwa
bidadari...
sia-sia saja kau tunggangi birahi cinta
karena cinta kan matikan nuansa anggunmu
bidadari...
maafkan aku atas nama jiwamu
kau bukan lah sosok kekasihku
percuma kau telanjangi jiwa mu
hanya pecundangi belas kasihan ku
sahabat ku...
harusnya dirimu sang bidadari
dengan segenggam rasa kasih suci
harusnya dirimu seonggok pengertian
dengan sebongkah rasa penghormatan
maafkan bila ku menutup hati
ku hanya ingatkan raga berbayang dosa
APALAGI CINTA
sepenggal waktu tersisa
seutas perjalanan tercipta
berkeping senyum tercetak
hiasi prasasti masa
sederet kisah merana
lewati jajaran luka berasa
berbait gundah tergurat
redupi bingarnya mimpi
kasih teruslah mengalir
tuangilah kusutnya simpul cinta
bersihkanlah jasad kotor pecundang asmara
sayang bangkitlah tidurmu
kejarlah larinya durjana cinta
ikatkanlah kembalinya patahnya rasa kecewa
hidup bukanlah pengadilan cinta
tapi cinta bagaikan penjara hidup...
bagi mereka penafik berhala sukma
seutas perjalanan tercipta
berkeping senyum tercetak
hiasi prasasti masa
sederet kisah merana
lewati jajaran luka berasa
berbait gundah tergurat
redupi bingarnya mimpi
kasih teruslah mengalir
tuangilah kusutnya simpul cinta
bersihkanlah jasad kotor pecundang asmara
sayang bangkitlah tidurmu
kejarlah larinya durjana cinta
ikatkanlah kembalinya patahnya rasa kecewa
hidup bukanlah pengadilan cinta
tapi cinta bagaikan penjara hidup...
bagi mereka penafik berhala sukma
HANYA DI BATAS MATA
ketika mata bertatap
manjakan gejolak terpendam
tatkala wajah tersenyum
runtuhkan tatanan keraguan
baca berjuta percikan jelita
cobakan pahami batas keyakinan
selami hati sendu terpendam
goyahkan pintu ruang kegalauan
ingin tangan ini mengusap
sepasang pipi terlalu membasah
sekedar sentuhi air kesedihan
ingin bibir ini mengecup
kening terberai sejuntai rambut
sekedar alirkan setangkup sayang
sayang, dongakan wajahmu
coba lihat sepasang mataku
temukan bias pelita hatiku
untuk sinari gelapnya duka mu
manjakan gejolak terpendam
tatkala wajah tersenyum
runtuhkan tatanan keraguan
baca berjuta percikan jelita
cobakan pahami batas keyakinan
selami hati sendu terpendam
goyahkan pintu ruang kegalauan
ingin tangan ini mengusap
sepasang pipi terlalu membasah
sekedar sentuhi air kesedihan
ingin bibir ini mengecup
kening terberai sejuntai rambut
sekedar alirkan setangkup sayang
sayang, dongakan wajahmu
coba lihat sepasang mataku
temukan bias pelita hatiku
untuk sinari gelapnya duka mu
Jumat, 29 Januari 2010
CINTA BICARALAH
terombang-ambing resah menggundah
terseret gulungan ketidakpercayaanmu
terasa berat kaki-kaki bertahan
tergerus arus putihnya butiran perasaanmu
diam bukanlah dustanya cinta
tapi bicaraku bukanlah bijaknya rasa
jujur bukanlah tandanya sayang
namun teriaku hanyalah kemunafikan
rayuan tak lebih kebohongan makna
tatkala tuturku tidaklah merunut dusta
biarkan dulu kumenangisi keadaan
biarkan saja kuumpati kekosongan
ntuk gantikan tangisan kebodohan
terseret gulungan ketidakpercayaanmu
terasa berat kaki-kaki bertahan
tergerus arus putihnya butiran perasaanmu
diam bukanlah dustanya cinta
tapi bicaraku bukanlah bijaknya rasa
jujur bukanlah tandanya sayang
namun teriaku hanyalah kemunafikan
rayuan tak lebih kebohongan makna
tatkala tuturku tidaklah merunut dusta
biarkan dulu kumenangisi keadaan
biarkan saja kuumpati kekosongan
ntuk gantikan tangisan kebodohan
Senin, 25 Januari 2010
AKU DAN KAMU, ADA DAN TIADA
KENAPA AKU BUKAN YANG LAIN?
karena kau mau sekedar berbagi waktu denganku...
KENAPA HARUS KE AKU, KU KAN BUKAN ORANG BIJAK?
karena kau tiada memutusi terhadap apa yang kuceritakan...
KENAPA HARUS PADAKU, AKU KAN HANYA DIAM MENATAP MULUTMU?
kau sabar mendengar dengan dalamnya hati...
kau sabar menyimak dengan ketulusan...
kau telah mampu menolong jiwaku hanya dengan sorot matamu...
KENAPA KEHADIRANKU, AKU KAN ANTARA ADA DAN TIADA?
kau sebenarnya selalu ada untukku...
karena telah tersimpan, walau hanya sebuah goresan di ruang hatiku...
LUPAKAN LAH AKU SAJA...
bersamamu adalah saat-saat yang indah dalam hidupku...
karena hadirmu selalu kunantikan...walau dalam sebuah harap
TIADA SUATU PUN KU PUNYA YANG BISA KU BERIKAN PADAMU, BAHKAN SEBUAH CINTA...
seribu duka dapat dihapus, cukup dengan seulas senyummu...
ingin aku bisa melakukan pada jiwa lain, seperti yang kau berikan padaku...
itu lah cinta yang kau ajarkan...
karena kau mau sekedar berbagi waktu denganku...
KENAPA HARUS KE AKU, KU KAN BUKAN ORANG BIJAK?
karena kau tiada memutusi terhadap apa yang kuceritakan...
KENAPA HARUS PADAKU, AKU KAN HANYA DIAM MENATAP MULUTMU?
kau sabar mendengar dengan dalamnya hati...
kau sabar menyimak dengan ketulusan...
kau telah mampu menolong jiwaku hanya dengan sorot matamu...
KENAPA KEHADIRANKU, AKU KAN ANTARA ADA DAN TIADA?
kau sebenarnya selalu ada untukku...
karena telah tersimpan, walau hanya sebuah goresan di ruang hatiku...
LUPAKAN LAH AKU SAJA...
bersamamu adalah saat-saat yang indah dalam hidupku...
karena hadirmu selalu kunantikan...walau dalam sebuah harap
TIADA SUATU PUN KU PUNYA YANG BISA KU BERIKAN PADAMU, BAHKAN SEBUAH CINTA...
seribu duka dapat dihapus, cukup dengan seulas senyummu...
ingin aku bisa melakukan pada jiwa lain, seperti yang kau berikan padaku...
itu lah cinta yang kau ajarkan...
Sabtu, 23 Januari 2010
FRIEND
You may not have ever seen me
But you know that I am here.
You can feel me in your heart
As you enter each new day.
I will always be there for you
I am your friend.
Someone to share the good times
As well as the bad.
I make no judgments by what you say
I just listen with my heart and
Hope to be of help in anyway I can.
I will be there for you now and forever
And always please remember
I am your friend!
(note: it's not my poem, but i love it)
But you know that I am here.
You can feel me in your heart
As you enter each new day.
I will always be there for you
I am your friend.
Someone to share the good times
As well as the bad.
I make no judgments by what you say
I just listen with my heart and
Hope to be of help in anyway I can.
I will be there for you now and forever
And always please remember
I am your friend!
(note: it's not my poem, but i love it)
Jumat, 15 Januari 2010
WHY....
ku padukan langkahku di waktu mu
ku rangkaikan suasanaku di hati mu
ku bagikan bahagiaku dengan mu
ku letakan segala kebaikanku pada mu
kini semuanya berlalu bagai angin malam
aroma anggunmu serasa tiada mau tinggal
maafkan aku tak mampu pahami mu
harusnnya serasa mudah ntuk direngkuh
tapi ternyata berat ntuk digenggam
jika suatu saat nanti di dirimu
tiada lagi sahabat hampirimu
ingat lah ku menunggu sahabatku...
ku rindukan saat-saat itu
ku rangkaikan suasanaku di hati mu
ku bagikan bahagiaku dengan mu
ku letakan segala kebaikanku pada mu
kini semuanya berlalu bagai angin malam
aroma anggunmu serasa tiada mau tinggal
maafkan aku tak mampu pahami mu
harusnnya serasa mudah ntuk direngkuh
tapi ternyata berat ntuk digenggam
jika suatu saat nanti di dirimu
tiada lagi sahabat hampirimu
ingat lah ku menunggu sahabatku...
ku rindukan saat-saat itu
Minggu, 10 Januari 2010
AKU SEORANG PENGECUT
Membingkai sepasang matamu
Masuki sebuah hati retakmu
Menyisipkan sedikit rasaku
Membuka himpitan bimbangmu
Menyentuh dinding keterpurukanmu
Menggetarkan jiwa tidur panjangku
Menorehkan bahagia mendalam sukmamu
Membangunkan harapan berseminya cintaku
Ingin kuambil setetes air matamu
untuk basahi keringnya kehidupanku
Ingin kuminta manisnya senyummu
untuk hangatkan bekunya dinding hatiku
Keresahan selalu sesalkan mimpiku
Disaat indahnya lengkapi takdirku
Kemarahan selalu mencabik waktuku
Disaat ketidakberdayaan mencibirku
Bayang masa lalu begitu menyakitkan
Jatuhkan harapanku dalam kepinganmu
Ingin sekali kutuang tinta emasku
diatas lembaran hari esokku dan dirimu
Tuhan apa sebenarnya ingin Mu?
Jawab Mu selalu kutunggu...
Masuki sebuah hati retakmu
Menyisipkan sedikit rasaku
Membuka himpitan bimbangmu
Menyentuh dinding keterpurukanmu
Menggetarkan jiwa tidur panjangku
Menorehkan bahagia mendalam sukmamu
Membangunkan harapan berseminya cintaku
Ingin kuambil setetes air matamu
untuk basahi keringnya kehidupanku
Ingin kuminta manisnya senyummu
untuk hangatkan bekunya dinding hatiku
Keresahan selalu sesalkan mimpiku
Disaat indahnya lengkapi takdirku
Kemarahan selalu mencabik waktuku
Disaat ketidakberdayaan mencibirku
Bayang masa lalu begitu menyakitkan
Jatuhkan harapanku dalam kepinganmu
Ingin sekali kutuang tinta emasku
diatas lembaran hari esokku dan dirimu
Tuhan apa sebenarnya ingin Mu?
Jawab Mu selalu kutunggu...
Selasa, 05 Januari 2010
sepasang mata berbinar
sepasang mata berbinar
kutemukan dalam bening polos wajah dirinya
terukir sejuta tawa riang
dalam setiap kebebasan kaki-kaki mungilnya
senandung lagu teralun pelan
dalam setiap sunggingan liar bibir jiwanya
mata itu pernah sekali redup
tatkala amarahku harus hampirinya
air matanya pernah menetes
takala duniaku tak pahami dunianya
tangisnya pernah pecah
manakala sorot mataku hujam jiwanya
maafkan bidadari kecilku
ku tlah robek makna rasamu
untuk sekedar bermain bersamaku
kusadar betapa jernih binarmu
tak seharusnya kurusak damai duniamu
untuk sekedar ingin maknai hidupmu
memang amarahku adalah sayangku, tapi...
tak seharusnya tertuju untukmu
seharusnya kulempar jauh darimu
sepasang mata berbinar
kujanji slalu sayangi jiwamu
kujanji akan selami jiwamu
kutemukan dalam bening polos wajah dirinya
terukir sejuta tawa riang
dalam setiap kebebasan kaki-kaki mungilnya
senandung lagu teralun pelan
dalam setiap sunggingan liar bibir jiwanya
mata itu pernah sekali redup
tatkala amarahku harus hampirinya
air matanya pernah menetes
takala duniaku tak pahami dunianya
tangisnya pernah pecah
manakala sorot mataku hujam jiwanya
maafkan bidadari kecilku
ku tlah robek makna rasamu
untuk sekedar bermain bersamaku
kusadar betapa jernih binarmu
tak seharusnya kurusak damai duniamu
untuk sekedar ingin maknai hidupmu
memang amarahku adalah sayangku, tapi...
tak seharusnya tertuju untukmu
seharusnya kulempar jauh darimu
sepasang mata berbinar
kujanji slalu sayangi jiwamu
kujanji akan selami jiwamu
Langganan:
Postingan (Atom)